Sejarah Indonesia (1945–1949)

Sejarah Indonesia Selama 1945 - 1949 

Gerbong-Kereta

Kembalinya Belanda bersama Sekutu

Latar belakang terjadinya kemerdekaan

Sesuai dengan perjanjian Wina pada tahun 1942, negara-negara sekutu bersepakat untuk mengembalikan wilayah-wilayah yang kini diduduki Jepang pada pemilik koloninya masing-masing bila Jepang berhasil diusir dari daerah pendudukannya.
Menjelang akhir perang, tahun 1945, sebagian wilayah Indonesia telah dikuasai oleh tentara sekutu.
Setelah perang usai, tentara Australia bertanggung jawab terhadap Kalimantan dan Indonesia bagian Timur, Amerika Serikat menguasaiFilipina dan tentara Inggris dalam bentuk komando SEAC (South East Asia Command) bertanggung jawab atas India, Burma, Srilanka,Malaya, Sumatra, Jawa dan Indocina. SEAC dengan panglima Lord Mountbatten sebagai Komando Tertinggi Sekutu di Asia Tenggarabertugas melucuti bala tentera Jepang dan mengurus pengembalian tawanan perang dan tawanan warga sipil sekutu (Recovered Allied Prisoners of War and Internees/RAPWI).

Mendaratnya Belanda diwakili NICA

Berdasarkan Civil Affairs Agreement, pada 23 Agustus 1945 Inggris bersama tentara Belanda mendarat di Sabang Aceh. 15 September 1945. Tentara Inggris selaku wakil Sekutu tiba di Jakarta, dengan didampingi Dr. Charles van der Plas.  Dr. Charles van der Plas adalah seorang sekutu dari Belanda dan Kehadiran tentara Sekutu ini, diboncengi NICA (Netherland Indies Civil Administration - pemerintahan sipil Hindia Belanda) yang dipimpin oleh Dr. Hubertus J van Mook, ia dipersiapkan untuk membuka perundingan atas dasar pidato siaran radio Ratu Wilhelmina tahun 1942(statkundige concepti atau konsepsi kenegaraan), tapi ia mengumumkan bahwa ia tidak akan berbicara dengan Soekarno, karena Soekarno dianggap telah bekerja sama dengan Jepang.

Pertempuran melawan Sekutu dan NICA

Ada berbagai pertempuran yang terjadi pada saat masuknya Sekutu dan NICA ke Indonesia dan pada saat itu baru dinyatakan merdeka.
Pertempuran yang terjadi antara lain adalah:

1. Peristiwa 10 November di Kota Surabaya.
2. Palagan Ambarawa di daerah Ambarawa, Semarang
3. Perjuangan Gerilya Jenderal Soedirman yang meliputi Jawa Tengah dan Jawa Timur
4. Bandung Lautan Api di Kota Bandung
5. Pertempuran Medan Area di Kota Medan dan sekitarnya.
6. Pertempuran Margarana di Kota Bali
7. Serangan Umum 01 Maret 1949 di Kota Yogyakarta
8. Pertempuran Lima Hari Lima Malam di Kota Palembang
9. Pertempuran Lima Hari di Kota Semarang

Ibukota pindah ke Yogyakarta

Karena situasi keamanan Ibu Kota Jakarta yang makin memburuk, maka pada tanggal 04 Januari 1946 Soekarno dan Hatta menggunakan kereta api untuk pindah ke Yogyakarta sekaligus pula memindahkan Ibu Kota dengan meninggalkan Sultan Syahrir dan kelompok yang pro-negosiasi dengan Belanda di Jakarta.
Perpindahan ke Yogyakarta dilakukan menggunakan kereta api yang disebut dengan KLB (Kereta Luar Biasa). Orang lantas berasumsi bahwa rangkaian kereta api yang digunakan adalah rangkaian yang terdiri dari gerbong-gerbong luar biasa. Padahal yang luar biasa adalah jadwal perjalanannya, yang diselenggarakan di luar jadwal, karena kereta api dengan perjalanan luar biasa ini mengangkut Presiden beserta Wakil Presiden beseta keluarga dan staf, gerbong-gerbongnya dipilih yang istimewa, yang disediakan oleh Djawatan Kereta Api (DKA) untuk VVIP.